pedestrian

terakhir kali aku menengadah pada langit, aku pernah bertemu dengan bayangan keemasan dengan siluet merah yang membatasi kumpulan awan putih diantara garis debu. aku tidak pernah berfikir bagaimana sebuah keindahan dapat tercipta sebegitu sederhana, dapat kunikmati dengan seadanya. lalu, aku berjalan lagi.

satu hal yang membuatku menyukai semangatku ketika berjalan kaki sejauh ini, adalah kenikmatan yang tuhan berikan tatkala aku bisa berlama-lama mengamati tatanan alam sebegitu lambatnya. bukan karena terpaksa, atau sekedar menghibur diri karena sampai detik ini aku belum mempunyai kendaraan bermotor. tapi karena aku suka berjalan kaki.

Meski pada kenyataannya aku mempunyai masalah pada salah satu organ dalam di bagian dada, tapi aku tak pernah kesulitan berjalan jauh seperti seorang pengembara. Ahh, sepertinya terlalu berlebihan. Meski pengembara pun, tentu punya kendaraan untuk mempermudah perjalanan mereka. Tapi aku sudah terlanjur membenci kendaraan bermotor. Ruet, berasap, bising, bikin pusing. Mungkin karena itu aku lebih memilih untuk berjalan kaki.

Terkadang aku mengeluh kenapa metropolis ini kurang bersahabat dengan pejalan kaki. Mungkin pemerintah kota cukup pengertian dengan memberi sedikit trotoar, tapi juga tidak di imbangi dengan menyediakan tempat untuk mereka pedagang kaki lima. Entah salah siapa, entahlah... Mungkin karena di metropolis ini, juga bagian tempat lain di negera ini, berjalan bukanlah suatu budaya yang menarik untuk di wujudkan. Kebanyakan dari manusianya masih membutuhkan kecepatan mobilitas untuk memenangkan kompetisi berjuang hidup.

Meski bagaimanapun. aku cukup bersyukur tuhan masih memberiku waktu untuk berjalan kaki.




'pedestrian' ; image by ~belenkiyden

Comments

  1. JAMAN SEKARANG SEBAGIAN BESAR ORANG MEMANG BERSIFAT INDIVIDUALIS. BERLOMBA-LOMBA MENGEJAR KEPENTINGAN DUNIAWI. KARENA KESIBUKAN ITULAH TAK ADA WAKTU BAGI MEREKA UNTUK MEMAKNAI KEINDAHAN CIPTAAN TUHAN.

    ReplyDelete
  2. @ Yulinda: Caps Lock`nya di mati`in dulu, mbak...,, :))

    iya memang, tapi semoga masih ada sebagian dari mereka yang mau membaca karya tuhan di alam ini..,, semoga...,,

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.