broken wings

Apa yang mereka pikirkan ketika tak lagi menjadi bongkahan daging berbentuk manusia?? Berubah bangkai yang tergeletak di pinggir jalan menjadi sajian bagi kerumunan lalat, tanpa seorangpun tahu ada mayat yang terlepas sekarat. Akankah kenikmatan sementara menjadi tujuan utama kehidupan atau seperti kebanyakan dari makhluk sepertiku hanya menjalaninya mengarungi waktu, hingga mempercayakan takdir pada dalang pentas kehidupan tanpa mau berubah menjadi burung yang mampu terbang melewati kelam malam. Setidaknya belum ada pikiran menuju kesitu, ketika smua tengah nikmat di santap, maka tak ada lagi yang harus di pikirkan dan berharap mentari akan tetap cerah esok hari.

Aku menjadi salah satu dari gumpalan daging itu, duduk menikmati duniaku bersama surga semu yang sebenarnya tak ku tahu kapankah berlalu. Atau terlalu takut menghadapi semuanya lalu membuangnya begitu saja dari otakku? Entahlah, sepertinya memang begitu. Menjadi sekarang ini atau tidak sama sekali, atau membuang semuanya tanpa sempat mengakhiri yang pernah terjadi.

Entahlah,,...

Bukankah aku sedang meracau di antara kelam pagi dini hari berteman suara dingin hujan?? Tak perlu merasa ini tulisan yang berguna, karna memang tulisanku tak pernah berguna, karna hanya tulisan belaka. Tanpa harus menulusuri isi yang ingin ku ungkap bersama lajur tak beraturan seperti biasa, hanya tulisan tak berguna. Percayalah, aku sendiri juga tak begitu mengerti isi dari semua ini.

Sudahlah,,

Sepertinya aku harus meninggalkan tempat ini,,...

Comments

  1. mau pergi kemana?

    :dan jalan masih panjang saja kawan
    kemana kau akan melangkah?
    menemani imaji sendiri dan biarkan pikiran orang membusuk sendiri ditelan badai

    ReplyDelete
  2. meningalkan dunia surga,,,
    sebentar saja kawan...

    karna tentu saja,
    nikmatnya kan membawaku ke sini..
    lagi...

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.