Merenung

Aku mengalah pada sebuah takdir yang harus memisahkan dunia kita. Kesibukan pekerjaan yang membawaku pergi nomaden, berpindah pada satu titik untuk menuju titik yang lainnya. Sehingga secara tidak sadar memisahkan keberadaan kita.

Mungkin terlalu naif jika harus menggunakan alasan klise semacam itu, bagaimanapun kesibukan sesorang setidaknya mampu membangun komunikasi dengan hadirnya ratusan media elektronik yang sudah mulai menjamur di pasaran.

antara aku dan kamu, mungkin sekedar memberi sapa pada ruang kecil yang mulai terlupa oleh batasan ide yang mulai mengerucut. Entah kenapa, semakin bertambahnya umur, semakin tumpul saja otak ku untuk sekedar menyapamu. Bukan karena ide kurasa, sulitnya berimajinasi akhir-akhir tahun ini yang membuatku tidak mampu untuk menulis lagi di tempat ini.

Semoga saja, umur yang terus bertambah ini tidak menghapus imajinasi yang biasa menari di keterikatan surgawi.

Entahlah...,,

Comments

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.