Nafas Panjang

Saia tidak ingin terlalu banyak berfikir, juga tidak banyak berkomentar tentang kehidupan lain di luar komunitas pribadi. Sepertinya terlalu menjemukan dan serasa tidak berguna untuk dilakukan.

Okelah, kalu benar ini pemikiran skeptis. Menjadi individu yang tidak bermasyarakat atau mungkin anti sosial lah katanya. Tapi ternyata, menjadi semakin dewasa itu di tuntut untuk memikirkan diri sendiri dulu. Orang lain itu belakangan.

Seperti sebuah cerita seorang ayah dan anak yang menggendong keledai kemaren. Terlalu menyebalkan jika harus menuruti orang lain yang tidak pernah kita kenal, lalu berkomentar sesukanya.

Saia tau saat ini sedang bergumam sendirian, tapi ternyata hal seperti ini menjadi obat mujarab untuk mengeluarkan isi otak yang tengah lelah berfikir sendirian. Saia ingat betul ketika kemaren malam saia tidak juga bisa tidur. Hingga akhirnya saia menulis di atas kertas, kebiasaan yang sudah berapa tahun saia tinggalkan. Tapi akhirnya, proses mengeluarkan ide itu bisa menjadi obat penenang paling mujarab hingga akhirnya saia bisa tertidur pulas.

Saia tahu ini tidak akan pernah berguna untuk pembaca atau teman-teman saia di blogger, atau mungkin tidak pernah dibaca oleh siapapun. Tapi akhirnya memang, sebuah tindakan bermuara kepada pribadi itu sendiri.

Dan di akhir tulisan ini saya pun bisa bernafas lebih lega. Sebuah nafas panjang yang begitu nikmat.

Comments

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.