Magersari (tinggal menumpang), sebuah nama desa, tempat di mana saia pernah di besarkan dan bermain di masa kecil yang menyenangkan, atau mengkin menyedihkan? Hahaa..,, Magersari, Mojo, Andong, Boyolali. Begitulah nama lengkapnya, cuman memang ngga harus menyebutkan detail nomer RW atau RT, khan? Letaknya memang tidak Sedikit kenangan yang bisa saia rekam beberapa tahun di masa itu. Anak-anak adalah masa di mana saia bisa sangat dekat dengan alam karena kontur geografisnya yang telah memenuhi syarat pedesaan. Sawah, ladang, atau lapangan rumput luas yang biasa di pakai untuk menggembala sapi atau beberapa ekor kambing yang tentunya meninggalkan kotoran dalam bentuk yang beragam.
Masa kecil saia dulu, hal yang menyenangkan adalah ketika bermain meski bagian tersulit dari permainan itu adalah saia terus yang kebagian menjadi penjaga. Berulang kali saia harus menerima kekalahan dan menjadi penjaga yang apabila permainan itu tidak selesai sampai sore hari, maka bagian saia akan di simpan untuk permainan besok harinya.
Baru kali ini saya sadar, bahwa ternyata dulu saia tidak gampang menyerah meski harus bermata merah karena terlalu malu untuk menjadi bahan tertawaan. Hal yang mungkin terlalu berat saia terima jika harus terjadi lagi untuk saat ini. Tapi nyatanya tidak, saia akan terus menerima kekalahan itu sampai saia benar-benar terbebas dari belenggu rasa malu dan membuktikan bahwa saia juga bisa memperoleh kemenangan.
Mungkin pembelajaran dari masa kecil itu, yang mungkin bisa membuat saia berdiri lagi untuk masa-masa sulit yang akan saya hadapi esok hari. Setidaknya saia punya semangat untuk menghadapinya daripada lari dari masalah yang membuat saia menjadi pecundang berkepanjangan.
Masa kecil saia dulu, hal yang menyenangkan adalah ketika bermain meski bagian tersulit dari permainan itu adalah saia terus yang kebagian menjadi penjaga. Berulang kali saia harus menerima kekalahan dan menjadi penjaga yang apabila permainan itu tidak selesai sampai sore hari, maka bagian saia akan di simpan untuk permainan besok harinya.
Baru kali ini saya sadar, bahwa ternyata dulu saia tidak gampang menyerah meski harus bermata merah karena terlalu malu untuk menjadi bahan tertawaan. Hal yang mungkin terlalu berat saia terima jika harus terjadi lagi untuk saat ini. Tapi nyatanya tidak, saia akan terus menerima kekalahan itu sampai saia benar-benar terbebas dari belenggu rasa malu dan membuktikan bahwa saia juga bisa memperoleh kemenangan.
Mungkin pembelajaran dari masa kecil itu, yang mungkin bisa membuat saia berdiri lagi untuk masa-masa sulit yang akan saya hadapi esok hari. Setidaknya saia punya semangat untuk menghadapinya daripada lari dari masalah yang membuat saia menjadi pecundang berkepanjangan.
Comments
Post a Comment
Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.