Hampa

Beberapa dari mereka masih tertawa ketika aku mendengar suaranya berteriak dalam telinga, suara yang sangat kukenal tengah meminta pertolongan. Tapi sang pemilik suara tak kutemui di sini, menjerit diantara tawa dari beberapa manusia di sekitarku, suara itu memintaku untuk segera berada di sisinya. Tapi puluhan kilometer ini bukanlah jarak yang mampu kutempuh dalam satu kepakan sayap, betapa aku ingin bersamanya. Jika boleh meminta, tentu aku akan terbang ke sana sekarang meski harus meninggalkan tawa dengan mereka.

Dan aku masih di sini, duduk di pojok ruangan yang tak pernah ku datangi sebelumnya. Bersama beberapa orang yang baru saja ku kenal, siang tadi dalam kondisi tertekan aku harus menemui client di luar kota. Perintah atasan yang tak mungkin ku tolak. Sedangkan beberapa menit sebelumnya aku di minta datang pada pesta kenaikan jabatan seorang yang sangat ku sayangi. Dia, juga bagian tubuhku yang lainnya pasti tak menginginkanku berada di sini. Bagaimanapun aku tak ingin berada di sini, begitu juga orang yang mungkin tengah menungguku di sebuah resto kecil di sudut kota yang baru siang tadi telah ku tinggalkan.

sin fallen

Siapa yang pernah tahu kalau aku akan mencapai posisi atas dari sebuah perusahaan besar, orang tuaku di atas sana pasti bangga pada pencapaianku untuk membahagiakan anggota keluarga yang tersisa. Adik-adikku yang kini tengah tertawa seolah resto kecil ini milik mereka. Betapa aku bahagia dapat melihat tawa mereka meski hanya beberapa menit saja, tapi entah kenapa masih ada bagian dari hatiku yang merasa hampa. Seolah sepi meski banyak suara dan keramaian di sini.

LonelinessSiapa bilang di tengah keramaian jiwa tak bisa merasa hampa? Meski dengan tawa dan bahagia yang menghias wajah, toh pada akhirnya itu hanya sebuah topeng yang tersembunyi di balik kelambu. Aku telah memasang topeng itu, untuk kebahagiaan orang² di sekitarku.

Sedangkan orang yang biasa menghapus kepalsuan topeng itu tak berada di dekatku. Ia berada pada puluhan kilometer jauhnya, terbentang jarak yang inginku berteriak bahwa aku membutuhkannya. Karna dialah yang terbiasa memberi tawa sesungguhnya, bahagia yang mampu ku rasa dalam relung jiwa. Tapi aku merasa ego tak harus ikut ambil peran, sekedar memberi percaya daripada memaksanya untuk berada di dekatku adalah hal termudah yang dapat ku lakukan. Yah, aku mempercayainya bahwa jarak tak akan berarti jika hatiku dan miliknya telah satu.

sin fallen

Senja warna jingga, ketika pandanganku menembus jendela dari lantai 23 gedung yang terletak di tengah kota Surabaya. Sore telah melewati batas akhir ketika client-ku mengucap terima kasih atas kedatanganku, meski nyatannya kehadiranku tak terlalu berarti di sini. Hal yang terlambat ku sesali karna semestinya aku bisa menghadiri pesta di resto kecil itu, menemaninya tertawa bersama adik²nya sore ini. Atau setidaknya aku bisa mencium pipinya dan mengucap selamat atas kenaikan jabatan yang di perolehnya. Lalu aku bisa melihat senyum bahagia seperti biasa ia berikan padaku, seperti lebih dari dua tahun terakhir dia menjadi...

Lamunanku buyar ketika Motorolla L6-ku bergetar dari dalam saku, satu pesan pendek masuk.

"Ntah knapa skarang q merasa hampa, apa km juga merasakannya?"

-end



Soerabaya pagi, belasan maret 2009
aku percaya kita satu jiwa, ell...




Loneliness, image by rinoa-takako.deviantart.com

Comments

  1. itulah mas adakalanya pekerjaan membuat kita menjadi dua pribadi yang berbeda :(

    salam kenal :d

    ReplyDelete
  2. @ Warok: salam kenal juga.. :D
    iya, memang..
    mknya kalo aku mending nyari kerja sesuai dgn pilihan hati... :x

    @ Na: kenapa lagi na??? :-/
    kok dr kemaren hmm... terus... :P

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.