berkicau

Ritual mengawali jam kerja berjalan seperti biasa, tapi tidak untuk beberapa hari terakhir ini. Sebenarnya tidak terlalu penting untuk di ceritakan, maka saya lewati saja.

Seri berinteraksi melalui internet masih akan saya teruskan mengingat kejadian pagi hari tadi begitu membekas hingga berlanjut ke dunia mimpi siang tadi. Ya, pagi dini hari tadi saya mendapatkan PM via multiply dan sedikit terkejut ketika sang pengirim mencaci saya sebegitu enaknya. Ahahahaaa...

Teman lama itu ternyata salah paham ketika saya membalas reply sesorang di salah satu postingan saya. Sebenarnya kalimat tanya itu sudah teramat jelas, tapi entah kenapa dia mengartikannya sebagai sebuah pernyataan. Seolah saya mengetehaui urusan mereka, padahal saya tidak lagi mengikuti perkembangan dunianya. If i care?!! Karena dia yang me-remove saya pertamanya, maka dengan itu berarti saya tidak berhak lagi memasuki dunia multiply-nya.

Berawal dari sana, saya berfikir tentang kesalahan yang pernah saya perbuat sebelum dia memutuskan contact dengan saya. Kali terakhir adalah ketika ia saya keluarkan dari loembung padi karna saya sudah tak mau mengurusi group itu lagi. Yang bersangkutan juga tahu kenapa saya remove dia dari sana, karna semua mamber di sana saya buang dan group itu saya non-aktifkan.

Saya kira itu bukan masalah besar, tapi ya sudahlah.. aku pergi...ost. sudahlah by padi

Yang perlu digaris bawahi sebenarnya adalah bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik untuk mencari jawaban yang terbaik. Maksud saya, sebenarnya khan tidak perlu marah-marah dulu. Kalaupun ingin menuduh secara halus juga bisa, dalam kata lain bertanya baik-baik. Tapi ya mungkin ada benarnya juga kata-kata ibu ratna pada reply tulisan sebelumnya. "pemikiran n penilain setiap itu beda2 bung..."

Jadi ya memang tidak akan pernah sama cara berfikir seseorang, begitu juga teman saya yang tetap mencaci saya di tab bar firefox sebelah tempat saya menulis ini. Mungkin sampai beratus kali saya jelaskan bahwa saya tidak tahu menahu tentang apa yg dibicarakannya, dia tidak akan pernah menerimanya.

Entah bagaimana maksud ucapan kang hermawan, bahwa "Di Second Life ini kita bisa membangun kehidupan baru yang walaupun sifatnya virtual namun mungkin lebih bisa memenuhi kebutuhan spiritual kita."

Spiritual seperti apa??!!! ahahaa...

Comments

  1. yeach..akhirnya setuju juga dg pendapat gw...

    tapi satu hal yg perlu kamu yakini...klo setiap masalah yang ada pasti ada jalan keluarnya..bersabarlah...berusahalah dan berdoalah...

    tetep semangat ya sobat...

    ReplyDelete
  2. yg nie saia ga sebegitu setuju na, soalnya ngliat juga masalah yg dihadapi... kalo harus berusaha untuk manusia macam dia? keknya engga dech,,,

    ngga tau kenapa ya? akhir² ini kok banyak yg benci ma saia... ahaha... curcol.. wekekeee....

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.