Sebuah artikel renyah barusan saya dapatkan dari sepoci kopi, tentang kebiasaan para butchi lesbian yg berprilaku dan berpenampilan pria yg suka mengguanakan Bebat Dada untuk menyamarkan bentuk payudara mereka.
Untuk apa? Bebat dada dibutuhkan untuk menambah eksistensi para lesbian, terutama kaum butchi [Sagita - Sepoci Kopi]. Nah, eksistensi seperti apa yang dimaksud? Jikalau mereka membutuhkan identitas, tentu saja tak harus sampai menyiksa diri mereka seperti itu. Tapi yang perlu diingat, bagaimana pola pikir Ajining rogo gumantung ono ing busono tetep aja melekat di benak masyarakat Indonesia. Bahwa stereotype gender kalo yg namanya cowok ntu ya ga punya dada, ato dadanya ga segedhe cewe gitu. Sepertinya ini juga yang membentuk pola pikir butchi hingga mereka akhirnya rela membalut dada hingga, mungkin, menimbulkan rasa sakit.
Lalu, apa itu salah?
Tidak, menurut saya sama sekali tidak. Ada aksi karna reaksi, dan membuat mereka mengambil keputusan itu. Dan rasanya saya tak perlu sok mengerti gimana perasaan mereka. Hanya saja, hal yang patut disayangkan jika mereka sampai menyakiti diri sendiri hanya untuk mendapatkan identitas. Common girls, u havn't to do like that. Peduli setan dengan mereka, dan nikmati hari indah ini.
sebuah tulisan untuk seorang teman perempuan tanpa tali kotang, salam buat cewe-mu.
Comments
Post a Comment
Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.