site penyakit

Ah...

Kubiarkan saja toolbar multiply menambah anka contact post di inbox, entah siapa juga yang mereply postinganku dengan icon warna hitam itu. Aku hanya ingin berlalu dalam tulisanku sendiri, karna sebenarnya cerita yang kupunya masih menunggu hilang penat. Penat karna seorang contact memposting belasan title yg mempenuhi inbox dan harus ku delete satu demi satu. Dan benar saja, telah menumpuk penat karna melihat headshot ga jelas itu...

ah... biarlah, rasane harus me-remove contact lagi. Mencari teman yang ga mau egois dengan hanya mengurusi site mereka dan atau ga pernah lagi berkunjung di multiply-ku. Hal yg sama ketika dulu pernah menghapus contact yang hilang dari peredaran. Perkecualian untuk mereka yang menjadi teman dari awal tau multiply. Site yg menyenangkan...

"Mas! gak ngopi, ta?!!" suara seseorang menganga dari lantai bawah, teman kerjaku. Cak Sukur, sesorang yg masih saja memanggilku dengan sebutan 'mas' meski umurku jauh lebih muda daripadanya. Mungkin faktor wajah, karna tampangku memang kliatan 5 taun lebih tua.
"ia, boleh,,, suwon yo, cak!" kemudian mencari rokok dan korek yg telah hilang dari meja kerjaku.
"ambil aja di bawah, udah slesai tak bikinin...!!" akhirnya kutemukan hijau dji sam soe di dalam laci, tertutup lembaran uang warna warni.
"Iki opo yo?!" lelaki punkring tadi berteriak lagi, suaranya tak seperti tubuhnya yg kecil.
"Knapa, cak?" kulihat bossku tidur diatas dipan, kakinya menindih slakangan Cak Sukur. Ada senyum ketika melihat mereka layaknya pasangan gay dengan tubuh bertelanjang dada. Panas Surabaya tak lelah menyiksa manusia meski hari telah menjelang pagi.
"Loh, onok menungsone to?" mata sipit itu mulai terbuka. Meski boss tak memiliki darah china, tapi kulit putihnya sudah cukup menjadi alasan ketika orang mengira ia 'anak keturunan'.
"Ngopi mas, biar melek..." menawarkan kopi sekedar basa-basi, lalu kutuang air hitam di atas lepek bening dari kaca. Kontras dengan gelas kecubung aneh itu...

Yang kutawari kopi malah belagak cuek sembari tiduran lagi, lelah sekali kliatannya. Memiliki dua warnet yg dipegangnya sendiri memang terlalu dipaksakan. Tapi ya namanya workaholic sejati, kek ga ada matinya boss saia itu.

"Eh, kemaren laporanmu minus lagi. Ga kek sebelumnya, yg terakhir ini lumayan banyak..." deg, ulu hati serasa terpukul alu. Niat bercanda seketika sirna, bosku berucap dengan santainya sambil tetep memajamkan mata. Dia tak berucap lagi setelahnya, seperti biasa ketika ia mengorekasi kesalahanku. Ini bukan peringatan, tapi kritikan atas kinerjaku yg semakin menurun.

Seketika langsung beranjak, membawa cangkir kopi ke lantai dua dan meletakkannya pada meja kerjaku. Hal mengenai kesalahan telah kulupakan, harusnya aku mencari solusi terbaik untuk ini. Tapi aku memilih untuk mencari awalnya dulu, penyebab dari kelalaianku. Karna apa?

Masih teringat dulu, tahun pertama ketika bekerja. Membuat kesalahan pada laporan harian selama seminggu berturut² pernah kualami, hampir sama seperti kali ini. Akar permasalahan darinya adalah mengikuti sebuah forum dan terlalu asik berinteraksi di dalamnya. Kesalahannya adalah lupa mengontrol diri dan terus memanjakannya.

Dari situ, aku teringat aktifitas bermain dalam minggu terakhir. Sebuah site yg menawarkan berjuta kenikmatan dalam berinteraksi bersama manusia lainnya di dunia maya. Wach, sepertinya kok malah mengkambing hitamkan. Bukannya ini kesalahanku dalam mengatur diri.

Okelah, setidaknya ada batasan untuk memaknai kenikmatan malamku.


October, 17th: 2008
Aku telah lupa,
berapa tahun mencandu site itu

Comments