Ayah dan Pahlawan Ku

Bulan Agustus ini aku mendapat kabar gembira dari Ibu Guru. Tadi siang sehabis jam pelajaran terakhir selesai, ibu guru mengumumkan kepada seluruh siswa agar mempersiapkan diri untuk mengikuti karnaval yang akan diadakan setelah upacara bendera tanggal 17 Agustus di lapangan kelurahan. Ibu guru menjelaskan bahwa karnaval tersebut akan diikuti oleh beberapa siswa dari sekolah yang lain.

Aku sangat suka karnaval, karena aku bisa mengenakan berbagai kostum yang aku sukai. Sama seperti tahun lalu ketika aku memakai baju tentara yang dibeli oleh ibu dari pasar. Tapi ibu bilang karnaval tahun ini aku tak bisa memakai seragam polisi sesuai dengan permintaanku. Minggu kemarin ketika aku minta dibelikan seragam polisi, ibu bilang agar aku memakai seragam biasa saja. Aku tidak tahu kenapa, tapi memang bulan ini aku tak melihat ayah berangkat bekerja ke kantor seperti biasa.

Ketika sore ini aku sedang tidak bermain seperti biasanya, ayah mengajak ku mencari bambu di kebun belakang rumah. Ayah bilang ingin membuatkan sesuatu untuk di pakai di karnaval nanti. Setelah mendapatkan bambu sepanjang tongkat pramuka, ayah menyuruhku mengambil cat merah sisa dari membuat tiang bendera yang sekarang menancap di depan rumah.

Saat merapikan bambu di belakang rumah, Ayah bercerita bagaimana pahlawan dulu tidak menggunakan senjata apapun kecuali bambu runcing untuk merebut kemeredekaan. Para pahlawan itu juga tidak berseragam, beberapa ada yang memakai sarung dan baju compang-camping. Keseragaman mereka adalah persamaan pemikirian, niat dan tekad yang kuat untuk merdeka. Ayah berpesan agar aku mencontoh para pahlawan dan memiliki tekad yang kuat dalam belajar.

Ketika karnaval nanti, aku akan menceritakan kepada semua teman-temanku tentang sejarah bambu runcing dan pahlawan yang gagah berani dalam memperebutkan kemerdekaan. Aku juga akan mengatakan pesan ayah untuk rajin belajar dan tekad yang kuat untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Seperti pesan Ayah, bahwa senjata yang digunakan untuk berperang di jaman sekarang bukanlah senjata tetapi ilmu yang kita miliki. Sebenarnya aku juga tidak tahu maksud Ayah, tapi aku akan mengatakan semua yang diceritakan ayah kepada teman-temanku. Aku juga akan bilang bahwa Ayah adalah pahlawanku.

Ditulis dalam rangka permintaan seorang teman yang ingin membuatkan cerita pendek bertema tanah air untuk keponakannya.


Bambu Runcing, image by dafriant03.deviantart.com

Comments

  1. Replies
    1. khan, karnaval biasanya bulan agustus...,,
      ini cerpen aselinya ngga niat, yang penting jadi aja soale dikerjain cuman satu jam...,;D

      Delete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.