notification

Jika sedang ingin menulis, rasanya tidak ada hal yang bisa mengubah keinginanku atas hal itu. Tapi tidak, tidak untuk waktu² terakhir ku yang telah terbuang percuma. Oh ya, akan ada banyak keluhan di setiap paragraph tulisan ini, keluhan atas diriku sendiri. Jadi bagi mereka yang sedang tidak ingin membaca tulisan cengeng [baca; curhat] ini, sebaiknya silahkan tinggalkan halaman ini. Carilah pengetahuan yang lebih berguna, tapi jangan memilih game online di facebook, atau film bokap yang membuatmu ingin masturbasi di depan compi. Karena itu sungguh tidak lebih berguna daripada berhayal di siang hari.

Bukan berarti aku tidak suka berhayal, tapi setidaknya hanya akan kulakukan di malam hari ketika tubuh telanjanku asyik bermain di dunia khayalan.

Seperti ketika jemariku menari di atas keyboard ini, pun aku tengah bertelanjang fikir sembari menari di dunia hayal. Berharap mampu merajut sbuah mimpi. Tidak banyak, aku hanya ingin melanjutkan kehidupanku seperti kata hati.

Karena seringnya, aku slalu mengulang kejadian yang sama setiap harinya. Melakukan rutinitas tanpa sempat mendengar suara dari dalam hati. Seperti ketika ia meminta ku supaya bekerja sesuai dengan rasa malasku tapi juga mampu menghasilkan uang sbanyak-banyaknya. Tapi tidak dengan bisnis online yang kembali membuatku berhayal, aku lebih ingin pekerjaan yg lebih nyata. Sperti menguasai smua design graphis seperti yang telah corot kuasai, tapi dengan otak si china inggris [as beton called him] beserta smua manufer perencanaan bisnis yang ia miliki. Atau paling tidak, aku bisa concern ke bisnis yang tengah di tekuni calon istriku. Meski aku sadar harus memiliki modal yang cukup untuk melanjutkannya, hal yang membuatku bertahan dari pekerjaan yang mengurung gerak otak tapi masih juga membuat pengeluaranku terus membengkak. Membuat otot di kepala saling bersimpul pankal tak berturan.

Ya, aku tak punya sedikit waktu meluruskan kram otak yang seringkali kambuh tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sudah tidak lagi manjur metode pengobatan yang sering kulakukan, coretan tinta pada kertas² bergaris di binder ku itu pun akhirnya hanya mandek setengahnya. Apalagi sekedar meng`update blogger ku?!! Jujur saja, aku slalu merasa iri setiap membaca tulisan teman² di kertas elektronik mereka, karena hampir disetiap kali mereka update tulisan terbaru, aku masih berkubang dengan waktu. Seperti suatu ketika mereka mengecam aksi pengebom`an, aku masih bingung memasang letak ranjau dari dubur`ku; disaat mereka bersimpati atas korban gempa dan bencana alam, aku sedang sibuk mencari korban atas nama egoisme kepentingan; disaat mereka bersuara tentang kontroversi kedatangan Miyabi ke sebuah tatanan kemunafikan negeri, aku malah asyik menonton salah satu koleksi JAV (Japanese Asia Video) terbaru dari dalam Kingstone`ku.

Terus terang saja, aku masih merasa iri dengan ke-cerdas-an mereka mengeluarkan isi otak dengan bahasa hati yang begitu banyak arti.

Oh, ya. Atau munkin, aku bukan salah satu makhluk yang tercipta dengan tinkat ke-cerdas-an standard? Munkin saja. Jika melihat sejarah akademik yang sepertinya sudah menjadi standarisasi kecerdasan di negeri ini, aku tidak akan munkin masuk ke dalam strata itu. Sudah pasti begitu! karena dalam kurun waktu stara dengan seorang siswa di tingkat pendidikan dasar pun, aku masih belum mampu menyelesaikan standarisasi pendidikan seorang mahasiswa. Sang maha siswa. Strata tertinggi yang akan dibutuhkan banyak orang untuk memperoleh 'jaminan' kehidupan yang lebih baik, atau setidaknya mampu membuat mereka yang dalam strata itu lebih percaya diri menatap masa depan. Hahh...!!! Sepertinya, aku pun sudah masuk dalam linkup pemikiran itu. Mahluk yang tidak bisa percaya kepada diri sendiri untuk menjalani setiap menit yang tersisa. Dan smoga aku masih mempunyai banyak menit terakhirku, untuk kembali membangun kepercayaan diri guna menatap masa depanku sendiri.

Ah, sudahlah. Senang rasanya bisa berbagi dengan kalian. Semoga kalian tak berharap ini akan menjadi tulisan terakhirku.

sin fallen

Lelah rasanya, membaca sbuah tulisan seorang teman dari blog pribadinya. Setelah membacanya lebih dari tiga bulan terakhir ini, aku belum juga mendapat update tulisan terbaru ataupun reply comment dari sang empunya tulisan yang berada di bawahnya. Hanya tertera nama² teman yang sering kutemui beserta comment² sampah yang mereka tinggalkan.
Ini terasa aneh. Tak seperti dia yang biasa kukenal suka bercanda dengan comment² konyol bertebaran di blog pribadiku, juga beberapa blog teman²ku. Tulisan terakhir ini membuatku berfikir; Apakah ia serius dengan keputusannya untuk berhenti menulis? Apakah aku harus menulis comment serius dengan memintanya untuk tidak berhenti menulis?
Tapi aku juga belum bisa memutuskan, apakah harus memberinya comment berupa semangat atau membiarkan emosinya terus bergejolak lebih lama lagi. Akan menjadi sebuah dosa jika aku membiarkannya menentang nikmat tuhan, tapi aku juga tak mau memberi nasehat yang munkin akan terasa seperti menggurui diri sendiri.
Ah, munkin ia sedang sibuk membangun dunianya sendiri. Maka aku pun juga akan menjadi kelompok pendosa yang membiarkannya bermain di dunia khayal yang telah di ciptakan`nya.

Karena aku juga masih sibuk dengan duniaku sendiri.

-end



Soerabaya, pertengahan october 2009
semoga kalian tak berharap ini akan menjadi tulisan terakhirku

Comments