tangis alam

Cerita Malam ketika Setan Tertawa

Jika suatu pagi aku pernah berfikir tentang masa depan, malam ini aku menyisakan waktu untuk mengenang masa lalu. Ruang tenang dalam sebuah tempat di mana hanya aku dan beberapa orang yang tahu, dimana tak ada seorangpun yang mengerti bagaimana aku begitu rapi menyusun kenangan, yang hanya akan kubuka dalam lamunanku.

sin fallen

Saturday, March 28, 2009.
Dingin masih membalut surabaya kota, bernada rintik hujan beradu suara mesin kendaraan yang terangkum dalam melodi alam. Bahwa dia tengah menangis menatap tiap jiwa yang tersakiti oleh diri mereka sendiri, sedangkan manusia sepertiku hanya mengerti ini hanyalah sebuah hujan. Tidak lebih.
"Kau mendengarnya?" ucap lelaki tua yang duduk di sebelahku. "suara alam..." pandangan matanya kosong menatap gerimis. Butir² air bening yang kemudian pecah menghantam aspal kehitaman, hanya beberapa detik setelah menyentuh bumi lalu mengalir pelan berkumpul mengikuti aliran selokan. Berwarna kecoklatan.
"Kau benar, sebagian manusia seringnya tak pernah mendengar tangisan alam. Perkecualian untuk pemilik jiwa hampa sepertimu, aku yakin kau mendengar tangisan itu." bulatan mata putih itu menatapku, menelusuri tiap jenkal pikirku meski tanpa kornea yang berjalan melaluinya.
"Entahlah, pak. Saya juga masih belum paham pada perasaan aneh ini. Ketika hujan berbisik tiap hujan menyentuh telapak tangan, seperti ia sedang marah pada apa yang telah saya lakukan."
"Dia tidak sedang marah, tapi sedang mengasihani jiwa yang tengah terluka. Karna alam juga tengah terluka oleh setiap jiwa yang menghianatinya. Jiwa suci yang berlindung pada tiap tubuh manusia jahanam dan merubah jiwa itu menjadi iblis." ada darah yang kemudian keluar dari sudut luar bola mata itu.
"Bapak,, bapak baik² saja?" pertanyaan klise yg keluar dari mulut bodoh.
"Aku tidak apa²..." dia berpaling. Berdiri dari bangku halte yang kami huni, mulai melangkah dalam gerimis dan hilang diantara tabir gerimis malam ini.
"Berhati²lah nak," ada getar dalam suara dalam gendang telinga. "Terkadang iblis mampu mengusik jiwa ketika terlalu lama merasa hampa...,,"

Benarkah jiwaku merasa hampa??

-end




Soerabaya dini hari, akhir maret 2008.
ketika gerimis menyadarkanku
betapa jiwa terasa hampa tanpa kehadirannya,,

Comments

  1. makanya banyak orang kesurupan gara2 pikirane hampa
    :)

    ReplyDelete
  2. hampa terasa hidupku tanpa dirinya..(ari laso mode on)


    ridoooooooo...na kangeeeennnn...>:D<

    ReplyDelete
  3. @ ibnu: smoga aku ga ikut kesurupan,,,
    ato malah udah, ea.. :D

    @ ratna: iye, aku jg kangen kok.. :*
    eh, dirinya ntu sapa?? si abang ea... :P

    ReplyDelete
  4. Hanya rasa aja kok, ga hampa beneran.
    mimi susu aja tar juga rasanya jadi manis

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.