Sebuah

Beberapa kata tentang pencarian arti dari perjalanan hidup, layaknya sedang mencoba untuk berfikir dengan logika. Baiklah, saya akui emang ngga ada kata yang bisa tertulis ketika memulai coretan ini. Berfikir dengan otakpun saya tak dapat melakukannya, tentang apa?

Tentang sebuah perjalanan yang bagi saya begitu santai dan berjalan tidak teratur. Tapi saya menyukainya dan entah sampai kapan. Yang saya pahami adalah pembelajaran tentang menikmati hidup, melakukan sesuatu secara sepontan sesuai dengan kata hati saat itu juga. Tatkala kekasih sebegitu jengkelnya dengan rambut yang kian panjang dan dia ingin saya memotongnya, atau seorang teman yang bertanya kenapa saya mau bekerja dengan gaji yang tak sebegitu seberapa, saya hanya bisa menjawabnya dengan tersenyum. Karna saya juga tak tahu jawabannya.

Suatu kali melihat bagaimana sebuah kehidupan terencana dan terkonsep, saya kemudian berfikir bagaiamana harus menjalaninya. Hahaha, dasar saya yang pemalas akhirnya juga mengacuhkannya. Kek ga ada yang laen aja sampe mikirin hidup menyesakkan seperti itu. Tapi...

Entah kenapa akhir² ini selalu terusik pemikiran itu. Tentang plaining dan lain-lainya, memikirkan bagaimana saya 5 tahun ke depan. Oh, oke. Sebenere bukan pemikiran, tapi lamunan. Lamunan saya selalu terusik dengan hal-hal menyebalkan seperti kehidupan yang masih jauh ke depan. Kalau biasanya waktu nongkrong ditoilet bisa dihabiskan dengan lamunan menciptakan thame baru buat multiply, tapi akhir² ini lebih ke perencanaan hidup itu. Dan itu sangat menggangu hingga batang rokok yang harusnya bisa habis waktu nongkrong itu, akhir² ini hanya habis setengahnya. Sungguh, sebenarnya saya masih bingung.

Saya memang harus menyiapkan masa depan, tapi juga tak ingin terburu-buru.

Comments