Percaya primbon...???

menikmati remang kota surabaya dalam kesedarhanaan sikap yang disodorkan pembuat kopi, suasana mulai terasa hangat seketika cairan warna gelap pekat mengalir ditenggorokan. bertiga lelaki bersila mengeluarkan pisuhan [umpatan] canda sebagai selingan obrolan ringan. hingga salah satu pria berucap dengan nada berat.

'tapi bener, cok...,' ucap lelaki yang berada di tengah. 'dadi wong jowo iku ancen ga oleh ninggalno jowone...,'
[jadi orang jawa ntu emang ga boleh meninggalkan ke-jawa-annya]

kesimpulan yg keluar ketika ia selesai menceritakan masa lalunya. tentang hubunganya dengan seorang gadis yang terpaksa berakhir karena perhitungan kedua weton mereka berujung pati, yang artinya akan ada kematian jika pernikahan tetap dilangsungkan. Maka orang tua dari kedua belah pihak akhirnya menolak hubungan mereka.

'pertamanya aku juga nggak percaya, tapi kalo dipikir2 lagi, usahaku pasti seret selama berhubungan sama dia...'
'kebetulan aja itu, cak.' lelaki kiri menimpali datar
'ngga ada itu istilah kebetulan. kalo emang udah ngga cocok ya jangan diterusin. ya kaya gitu hasilnya...' yang di sebelah kanan mencoba memberi suara setuju.
'tetep aja aku ngga percaya..'
'beneran kamu ngga percaya...??'
'menurutku, perkara seperti itu hanya berlaku bagi mereka yang percaya...'
'loh, hitungan itu diukur menurut gerak alam beserta isinya. emangnya kamu sekarang ini hidup dimana...??' lelaki kanan mulai terbakar emosi dengan suara yang makin meninggi.
'di atas kakiku...' jawaban datar dari lelaki kiri.
'wach, susah kalo ngomong sama orang kaya gini...' komentar lelaki ditengah sambil mengambil satu dari dua bungkus rokok yang terletak di depannya, entah punya siapa.
'bukan begitu, cak' keluar asap kekuningan hasil hisapan rokok kretek. 'meskipun aku lahir dan besar di solo, keluargaku ngga pernah jempalitan mikirin hal kayak gitu. ibuku aja ngga tau jumlah wetonku..'

'jaman'e blackberry kok sek ngomongno weton.....???' ucap sang pengaduk kopi memotong obrolan ketiga pria yang masih saja ribut dengan argumen mereka. 'wetonku sabtu pahing, jare mbahku wetonku iku paling apik. tapi aku yo sek pancet ae ngudek kopi, cok...,,'



'Pertanyaan selanjutnya, anda akan memilih yang mana jika harus menjadi seorang dari ketiganya....??

Comments

  1. kurang paham nih dengan urusan tersebut, jadi mohon maaf tidak bisa memiLih dari ketiga orang yang sedang berdikusi.
    ijin menjadi foLLower di bLog ini, saLam kenaL.

    ReplyDelete
  2. hidup,mati,jodoh,rejeki itu allah yang menentukan kita hanya di tuntut untuk brusaha dan selalu sujud kepadanya

    ReplyDelete
  3. jadi diri sendiri aja deh :D, semua kan tergantung yang menjalani, bapak ibuku termasuk orang yang ga' terlalu percaya, mulai meninggalkan mungkin hehe, tapi kadang tetep manut sama si Embah :-P.


    eh, orang surabaya juga ;)), slam kenal ya.., sayang YM'nya mati, padahal dah kusapa ;))

    ReplyDelete
  4. @ inge; tuhan maha tau....,,

    @ om-rame; gak memilih brarti berada ditengah mas...,, ;D
    salam kenal juga...,,

    @ cak hendro; coba baca Quotes yg ada di sidebar`Q...,, hehe..,,

    @ ning Inuel; hahaa...,, untung mbahQ juga ga pernah percaya gitu²an.

    njih, mbak. lagi disurabaya, tapi aslinya dari solo...,,

    ReplyDelete
  5. "hidup,mati,jodoh,rejeki itu allah yang menentukan kita hanya di tuntut untuk brusaha dan selalu sujud kepadanya" setuju sama komen yang ini...

    ReplyDelete
  6. maiak sugenk spam terang²an...!! hahaha...,,

    ndang turu genk, nkok isuk nggolek wangsit...,, :p

    ReplyDelete
  7. posisi saya di tengah, berarti saya berada seperti orang yang Lagi ngambiL rokok itu dong, hehehe... piss ach.
    terima kasih yah Om sudah bersedia berbaLas pantun, pantunnya sangat kreatif.

    ReplyDelete
  8. hidup itu perjuangan+pilihan, kita yg berjuang, kita yg memilih, kenapa Tuhan di'ikut campurkan, dan weton menjadi halangan?

    ReplyDelete

Post a Comment

Web blog ini menerima semua comment, critic, caci maki, umpatan, bahkan penghina`an.
Karena kebebasan berpendapat juga telah di atur dalam undang-undang.